Loi Manur : Tari Tradisional Negeri Luhu
(Tarian
Kejayaan)
Oleh
:
Abdul
Kadir
Fakultas
Keguruan
Dan
Ilmu Pendidikan
Universitas
Lambung Mangkurat
Ekspedisi
Jalur Rempah
09-22
Oktober 2017
Maluku
KATA PENGANTAR
Segala
puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
karunia-Nya, saya dapat
menyelesaikan artikel yang
berjudul tentang “TARI LOI MANUR”. Tari
Tradisional Negeri Luhu” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami juga berterima kasih kepada Bapak Raja Umar Faisal Kaliky, kami ucapkan
juga kepada tokoh-tokoh masyarakat yang tidak dapat saya sebutkan satu per
satu yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam penulisan ini kepada kami.
Semoga
shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
keluaraga, sahabat, serta pengikut beliau hingga akhir zaman. Alhamdulillah,
Saya dapat menyelesaikan artikel ini. Adapun isi dari aretikel ini saya kutip
dari buku ataupun dari situs-situs internet. Artikel ini menjelaskan tentang peran tarian Loi
Manur yang dimaksud dengan tari Bunga Kemenangan. Mudah-mudahan artikel ini
dapat bermanfaat dan dapat kita laksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kami
juga berterima kasih kepada Bapak Kepala Desa/Raja Umar Faisal Kaliky, yang
sudah menerima kami para peserta dan panitia Ekspedisi Jalur Rempah 2017 dengan
baik dan tangan terbuka menerima kami seperti keluarga. Tidak lupa kami
mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Mama Piara dan Papa Piara kami, tokoh-tokoh masyarakat, dan tentunya masyarakat
dari Negeri/Desa Luhu ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
LATAR BELAKANG
Kepulauan
Indonesia secara geografis merupakan wilayah yang strategis dan ramai sebagai
jalur pelayaran yang menghubungkan dunia barat dan timur. Sebagai jalur
pelayaran dunia, pulau-pulau di Nusantara menjadi tempat persinggahan
kapal-kapal yang melakukan perdagangan. Berbicara dikawasan Maluku, ada yang
namaya Negeri Luhu kecamatan Huamual di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Secara
geografis Kecamatan Huamual berbatsan dengan Selat Manipa di sebelah barat,
Kecamatan Huamual Belakang dan Kecamatan Seram Barat di sebelah utara, Laut
Banda dan Kabupaten Maluku Tengah di sebelah utara, Laut Banda dan Kabupaten
Maluku Tengah di sebelah selatan, dan Kecamatan Seram Barat di sebelah timur.
Kecamatan Huamual beribukota di Luhu.
Kecamatan Huamual mencapai 35.787 jiwa. Desa Luhu merupakan desa yang memiliki
jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Huamual yaitu sebesar 58 persen dari
seluruh jumlah penduduk Kecamatan Huamual. Tempat-tempat terkait Rempah-rempah
dan kolonila di Kecamatan Huamual adalah Gereja Tua Betzure, rumah Pandopo
Bupati, Benteng Batumete, Mesjid Tua Almunawarah, Rumah Raja Kulur, Meriam
Mini, Rumah Raja Lha, Benteng Oven Beach, Mesjid Tua Luhu, Goa Luhu serta di
Kecamatan Huamual Belakang terdapat Benteng Wantrouw.
Keadaan
sosial masyarakat di Negeri/Desa Luhu bisa dikatakan sangat erat, dan hubungan
kekeluargaan serta gotong royong yang sangat terjaga. Hal ini terbukti ketika
rombongan Pulau Seram dari tim Ekspedisi Jalur Rempah tiba di Negeri/Desa Luhu.
Kami semua disambut dengan antusias dan diterima dengan baik diperlakukan
seperti keluarga (Lampiran 1). Masyarakat saling mengenal antara tetangga di
Negeri/Desanya sendiri, bahkan dari ujung hingga ujung perbatasan.
SEJARAH TARI LOI MANUR
Negeri
Huamual merupakan sebuah kerajaan yang telah memiliki teritorial, memiliki
sistem pemerintahan, memiliki lambang dan bendera kerajaan. Kerajaan Huamual
dulu terdiri dari 99 negeri, yang kemudian di basmi oleh Kolonial Belanda,
sehingga peperangan Huamual adalah merupakan suatu proses “Genosida”
(Pembasmian/Pembunuhan masal terhadap Etnik/masyarakat Huamual).
Banyak
penduduk Huamual yang melarikan diri keluar dari daerahnya dan mencari
pemukiman baru dan tersebar hampir di seluruh pelosok adapun di pulau Ambon
contohnya, Negeri Hatu yang semua penduduknya adalah merupakan pelarian dari
daerah (Hena Hatu) Piru Jasirah Huamual. Demikian juga di Negeri Ilang, ada
tempat tinggal masyarakat Huamual sehingga tempat itu di beri nama Hunimua,
yang kemudian membaur dengan masyarakat setempat.
Berbicara
struktur pemerintahan dan masyarakat negeri di Maluku. Negeri Maluku memiliki
sistem pemerintahan berdiri atas :
-
Raja
-
Saniri
-
Soa
-
Kewang
-
Fam
-
Matinyo
Negeri
Luhu dikenal akan kaya hasil rempah,dalam garis besar Muluku adalah hasil
rempah yang membuat bangsa Barat datang di Nusantara. Hal ini bahwa rempah
sebagai komoditi yang dihasilkan dari kawasan Maluku dan Negeri Luhu khususnya.
Dalam aspek sosial budaya, Negeri Luhu merupakan daerah yang strategis,
memiliki kebudayaan yang besar, memiliki sebuah kerajaan dan sistem
pemerintahan. Tentunya Negeri Luhu bisa dikatakan Negeri yang sangat kaya akan
dalam aspek ekonomi maupun sosial budaya.
Setiap
manusia memiliki kelebihan dan kekurangan dari setiap kehidupan yang dijalani.
Setiap masyarakat pastinya ingin mencari hal yang kurang pada dirinya untuk
memenuhi kebutuhannya. Setiap daerah di Nusantara memiliki tarian yang khas
pada daerah yang lainnya, Negeri Luhu ada memiliki tarian yang merupakan suatu
hal yang memiliki nilai dan filosofi kehidupan keseharian,salah satunya adalah
tari Loi Manur. Loi Manur (tari
kemenangan) adalah Loi artinya tari
dan Manur artinya kemenangan. Tari Loi Manur adalah tarian rakyat Negeri Luhu
yang dimainkan oleh kaum wanita yang mana tarian tersebut memiliki nilai dan
filosofis yang menarik untuk kita lihat dan telaah.
Tarian
Loi Manur adalah bagian dari simbol
masyarakat Negeri Luhu dan merupakan pelengkap dari sebuah dinamika kebudayaan
masyarakat Negeri Luhu. Tarian tersebut merupakan tarian simbol kemenangan.
Kemenangan dalam arti yang luas, bisa disebut kemenangan dalam berperang,
keberhasilan dalam mempertahankan sebuah negero, keberhasilan dalam mengusir
penjajah dan sebagainya. Tentunya tari Loi
Manur memiliki nilai-nilai luhur yang tinggi dalam pencapaian sebuah
aktivitas maupun lainnya.
Tak
lepas pada adat dan budaya dari suatu negeri tentunya kesulitan kita pada
penerus ataupun generasi selanjutnya dalam berbicara suatu adat dan budaya.
Adanya permasalahan dalam suatu masyarakat ketika adat dan budaya mereka luntur
direnggut oleh zaman, yang mana kita generasi selanjutnya hanya mendapatkan
dari sebuah tutur lisan dari nenek moyang kita pada duluinya dan dilajutkan
pada orangtua kita dan ini menjadi sebuah motivasi bagi kita untuk
membangkitkan dan mengembangkan dalam suatu bingkai kehidupan kita. hal ini
jadi sebuah renungan bagi kita bagaimana suatu cipta karya dari leluhur tetap
berlanjut dan berkembang oleh ditangan yang sebagaimana mestinya untuk memenuhi
kiprahnya dari dulu kini hingga akan datang.
Tarian
Loi Manur melambangkan sebuah gerakan
maupun tarian yang memiliki simbol kemenangan, artinya tarian tersebut
dilaksanakan pada hari tertentu dan bersifat sakral. Dari aspek sosial, ekonomi
tarian Loi Manur mempunyai
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap gerakan yang dilakukan para pemain
tari (perempuan). Tarian Loi Manur dimainkan
ketika para tentara yang dipimpin oleh Raja berhasil mengalahkan lawannya
(pebjajah) maupun mengusir serdadu Belanda dan Portugis di negeri yang mereka
cintai.
Ayam
jantan hitam merupakan sebutan dari masyarakat Negeri Luhu yang melambangkan
sebuah keberanian orang Timur secara menyeluruh tidak takut akan para penjajah,
maupun yang lainnya hanya demi sebuah harga diri maupun tanah kelahiran. Dari
sisi lain, tarian Loi Manur juga mendorong
sebuah semangat para tentara (ayam jantan hitam) untuk mempertahankan tanah
negeri yang mereka cintai dan juga sanak keluarga maupun isteri mereka, lalu
tarian Loi Manur mengandur arti
sebuah penghormatan kepada Raja yang berhasil memimpin jalannya perang terhadap
penjajah untuk mempertahankan negeri mereka dan juga sebagai ucapan terimakasih
terhadap tentara yang berani merenggut nyawanya sendiri untuk memperjuangkan
sebuah hakikat, yakni kebahagiaan dan kedamaian sebuah negeri.
Tarian
Loi Manur melambangkan sebuah isyarat
memberikan semangat untuk berjuang kepada tentara-tentara yang berperang
melawan penjajah dan juga sebagai ucapan terimakasih kepada tentara yang
bersedia menumpahkan darah untuk negeri yang mereka cinta.
MAKNA TARIAN LOI MANUR
Setiap
insan memiliki arti sebuah kehidupan,berbicara tarian, di seluruh daerah yang
ada di Nusantara memiliki makna tersendiri sesuai alam kehidupannya. Tarian Loi Manur mempunyai makna tersendiri, tarian
Loi Manur yang dilakukan oleh kaum
hawa dari Negeri Luhu berpakaian gaun berwarna serba putih dan memegang bunga
mawar putih. Putih mengkiaskan kesucian pada diri seeseorang. Suci dari hati,
ketulusan terhadap apa yang diberikan kepada pasangan maupun lainnya.
Pakaian
tari Loi Manur mengkiaskan kesucian
diri seorang perempuan yang mana keberhasilan para tentara yang dipimpin oleh
Raja berhasil mengusir ataupun mengalahkan para serdadu Belanda maupun
Portugis. Dalam konteks sekarang pakaian tersebut mengkiaskan keikhlasan,
keterbukaan bagi tamu undangan yang datang di Negeri Luhu, jadi dikatakan bahwa
masyarakat Negeri Luhu sangat keterbukaan dalam kedatangan tamu di tanah
tercinta mereka untuk berwisata, bermukim ataupun ingin mengetahui kesejarahan
Negeri Luhu, seni dan budaya Negeri Luhu.
Tarian Loi Manur yang dilaksanakan oleh kaum
hawa dari Negeri Luhu berpakaian serba putih dan juga memegang bunga mawar
putih pada lengan kaum hawa tersebut. Bunga mawar bukanlah bunga yang asing di
Indonesia. Bunga mawar biasanya dipersembahkan untuk acara yang suka cita
maupun saat dalam keadaan duka. Mawar putih yang dipegang oleh kaum hawa dari
sebuah tarian Loi Manur melambangkan
arti kemurnian, penghormatan dan simpati. Artinya dalam sejarah tarian Loi Manur sangat mutlak sebagai tarian
penghormatan dan rasa ucap terimakasih kepada bala tentara yang dipimpin oleh
Raja Negeri Luhu pada saat itu berhasil mengusir dan bahkan mengalahkan para
serdadu Belanda maupun Portugis yang bertujuan untuk mengambil rempah yang
sangat kaya di Negeri Luhu itu.
Bunga mawar putih biasanya digunakan
sebagai bunga dalam upacara pernikahan, dalam hal ini mawar putih melambangkan
persatuan dua insan, kebijakan, dan kemurnian dalam cinta. Dikiaskan bahwa
mawar putih yang dipegang oleh kaum hawa Negeri Luhu saat melaksanakan tarian Loi Manur mengandung nilai pengikat
antar insan dan persatuan dalam sebuah negeri maupun kerajaan yang ada di
Negeri Luhu. Kemurnian dalam sebuah cinta juga dikaitkan dalam anak muda
penerus dari Negeri Luhu agar mengenang perjuangan keheorikkan para pejuang
terdahulu dan bangga akan nilai-nilai perjuangan pada masa lalu untuk
mempertahankan tanah negeri yang tercinta.
KESIMPULAN
Tarian
adalah gerakan berirama yang dilakukan dalam suatu ruang, yang mana para pemain
tari tersebut mengikut kata isi hati dan mengikuti irama musik. Tari terdapat
mengandung suatu ungkapan tertentu (ekspresi penari dan nilai-nilai luhur yang
dijunjung), memiliki nilai estetika, gerakan itu dapat dinikmati oleh penari
dan orang yang melihat tarian tersebut. Berbicara tarian Loi Manur memiliki banyak nilai dan filosofi dari sisi sosial
maupun estetika. Tarian Loi Manur tarian
yang sakral bagi masyarakat Negeri Luhu karena tarian tersebut mengandung arti
ucap syukur terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa yang mana keberhasilan terhadap bala
tentara yang dipimpin oleh raja Huamual berhasil mengusir serdadu Belanda
maupun Portugis untuk menaklukkan kerajaan dan menguasai lahan rempah-rempah
disana.
Secara
garis besar tarian Loi Manur adalah
tarian rakyat Negeri Luhu kecamatan Huamuale yang membicaran tentang ucap
syukur yang dilakukan para kaum hawa dulunya dengan melakukan sebuah tarian dan
penyambutan terhadap tentara yang berhasil melindungi tanah yang mereka cintai,
dengan kegagahan tentara, dengan kewibawaan sang raja, dengan keanggunan kaum
hawa di Negeri Luhu membuat adanya rasa satu-kesatuan dalam berkehidupan dan
keeratan dalam keluarga, sehingga tarian Loi
Manur tersebut menjadi bagian dari
sisi kehidupan masyarakat Negeri Luhu kecamatan Huamuale.
Lampiran
by : Abdul Kadir