Jumat, 09 Desember 2016

BENTENG ORANJE NASSAU


Benteng Oranje Nassau (Benteng Emas) Pengaron

Benteng Oranje Nassau / Benteng Emas Pengaron



Eksplorasi batu bara di Pengaron merupakan pertambangan yang pertama yang berhasil dilakukan Belanda di wilayah Kalimantan, bahkan di Indonesia. Langkah awal yang diambil pemerintah Belanda ialah dengan menyewa tanah apanase milik Pangeran Mangkubumi Kencana pada masa Sultan Adam masih bertahta, sebesar 10.000 golden setahun di daerah Pengaron.

Pada 28 September 1849 Gubernur Jendral Jan Jacoh Bochusson datang ke Pengaron yang saat itu masuk Keresidenan Kayutangi di wilayah Kesultanan Banjar untuk meresmikan pembukaan tambang batu bara Hindia Belanda pertama yang dinamakan Tambang Batu Bara Oranje Nassau “Benteng Emas” yang mana seluruh hasil tambangnya digunakan untuk angkatan laut Belanda.

Di masa Kerajaan Banjar masih berdiri, Pangeran menjadi salah satu kewedanan Kayutangi sebagai pusat dagang Belanda. Sejak Kompeni berperilaku culas, Pangeran Antasari menjadikan wilayah ini sebagai basis perang terbuka. Sebuah surat dilayangkan Pangeran Antasari kepada Kolonel Van Verspyek yang memintanya menyerah.

Bunyinya “Dengan tegas kami terangkan kepada tuan, kami tidak setuju terhadap usul minta ampun dan kami berjuang terus menuntut hak pusaka kemerdekaan.”

Peristiwa perang Banjar yang berlangsung mulai tahun 1859 sampai dengan 1905 konon diawali dengan penyerbuan dan pengepungan pejuang-pejuang masyarakat Banjar dibawah pimpinan Pangeran Antasari bersama panglima perangnya Demang Lehman dan sekitar 300 orang laskar atas persetujuan Sultan Hidayatulah melakukan penyerangan terhadap daerah pertambangan batu bara Oranje Nassau pada pagi-pagi buta tanggal 28 April 1859. Pertemuran berlangsung hingga pukul 14.00 siang. Baik pihak Pangeran Antasari maupun pihak Belanda berjatuhan korban.

Saat itu Pengaron dikepung rakyat Laskar Antasari. Beeckman, komandan utama di Benteng dan tambang batu bara Oranje Nassau sangat khawatir karena persediaan makanan sudah menipis, ia pun segera mengirim kurir, namun kurir itu dapat dibunuh oleh laskar Pangeran Antasari.

Ketika keadaan di luar tambang dan di luar benteng Belanda di Pengaron sudah dapat dikuasai laskar Pangeran Antasari. Dua puluh orang bersenjata parang menyelinap ke dalam pos dan benteng tambang batu bara Oranje Nassau Pengaron, namun sayangnya diketahui musuh dan semuanya gugur terbunuh.

Pangeran Antasari sebagai pimpinan laskar perlawanan mengirim surat kepada Beeckman agar ia menyerah. Dalam kondisi seperti itu pemerintah Belanda menganggap Pangeran Antasari berbahaya sehingga dianggap pemberontak yang dikenai ‘premie’ atau harga kepala 10.000 golden untuk menangkapnya hidup atau mati.

Pangeran Antasari berhasil menghancurkan benteng dan menewaskan perwira Belanda dalam serbuan ini. Seakan menjadi semangat perjuangan Rakyat Banjar, sejak itulah konfrontasi pecah dimana-mana.


BENTENG PENGARON DAN SEJARAH KESULTANAN BANJAR


Diposkan oleh Abau Syahminan

Benteng Pengaron Bakal Jadi Perhatian Dunia
Desa Benteng, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar bakal menjadi pusat perhatian masyarakat luas, terutama para sejarawan nasional maupun dunia. Pasalnya di daerah ini memiliki cagar sejarah bernilai tinggi, berupa bangunan benteng pertahanan sekaligus tempat pertambangan batu bara terowongan pertama di Kalimantan yang dibangun pemerintah kolonial Belanda.
Berdasarkan catatan sejarah , benteng bernama Oranje Nassau (Benteng Emas) ini dibangun pada tahun 1849, merupakan tempat awal terjadinya Perang Banjar 30 Juni 1859- 1905.
Di mana perang Banjar merupakan perang paling terlama dan heroik dan sempat membuat Belanda putus asa terlebih dengan tenggelamnya Kapal Perang Belanda Onrust, pada 1858, di perairan Muara Teweh Kalteng oleh Pasukan Pangeran Antasari.
Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh menaruh perhatian besar terhadap tempat-tempat cagar sejarah di Banua yang keberadaannya memiliki kedekatan dengan budayadan peradaban masyarakat Banjar, termasuk upaya revitalisasi Benteng Massau.
“Benteng Nassau ini perlu segera kita revitalisasi sebagai tempat edukasi sejarah bagi generasi berikutnya. Tempat ini juga bisa dijadikan objek wisata andalan daerah mengingat di lokasi juga ada terowongan pengangkutan batu bara pertama di Kalimantan. Bahkan dokumentasi terowongan ini tersimpan rapi di Museum Tropen Nederland, Belanda,” terang Khairul Saleh di sela menandangani Prasasti Benteng Nassau, Rabu (8/1).
Bupati H Khairul Saleh, meminta dinas terkait segera melakukan inventarisir dan perencanaan cermat sebagai langkah awal revitalisasi meski sebelumnya telah dilakukan perawatan dan pemeliharaan.
Melalui prasasti sejarah ini, lanjutnya, siapapun yang berkunjung di Benteng Oranje Massau, memori ingatakannya akan mengenang betapa besarnya jasa-jasa pahlawan Banjar dalam melawan penjajahan pada masa dulu. Sehingga informasi perjuangan yang ada pada prasasti ini bisa disebarluaskan kepada masyarakat lainnya, bahwa di Pengaron merupakan daerah titik awal pecahnya Perang Banjar.
GAMBAR PENINGGALAN TAMBANG ORANJE NASSAU









Oleh-oleh dari teman,berbagi ilmu ya...,terimakasih atas pengetahuannya semoga bemanfaat buat orang banyak.